Masih aku terduduk menunggumu
Sambil mengoreksi mimpi subuhku
Dalam balutan sinar kuning itu
Berdampingan dengan nyanyi burung biru
Aku hanya terduduk menikmati pagi kuning
Lewat secangkir kopi hitam tapi murni
Mengamati polah anak gunung dalam bianglala
Berteriak memecah pagi
Dan saat aku terduduk
Kilau membiaskan rintik gerimis pertama musim penghujan
Dalam spectrum warna-warni kehidupan
memberikan pesona pagi yang terlupakan
Dan aku terduduk termangu
Menghadirkan bayangmu dalam kitap hidupku
Menghidupkan pagi-pagiku sampai waktu
Dan memberikan hidup untuk menikmatiku
Menikmati kehidupan itu bersama kita
Lalu kita lupakan duduk itu sendiri
Kita akan berlari dan terlupa bahwa kita baru terduduk
Berlari dalam hari-hari saat aku bersamamu
Dan Kita hanya akan kembali terduduk
Sambil menikmati polah anak gunung itu dari sebuah kursi goyang
Dan takkan mampu lagi aku menimati sinar kuning
Yang memberi kehidupan
12 November 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar