Kamis, 24 Desember 2015

MENABUNG!


KARYA : PRAYUDA
SINOPSIS
Di negeri yang miskin ini istilah menabung mungkin menjadi sebuah kata atau perbuatan yang luar biasa. Bukan karena apa-apa tapi karena memang tidak semua orang punya kesempatan. Kesempatan hanya bagi mereka yang berpunya. Bukan untuk aku, eh maksudku bukan untuk kami penghuni kolong negeri ini. Tapi Tuhan adalah yang maha terbaik ternyata kami masih diberi kesempatan menabung. Yaitu menabung doa , harapan dan pahala. Apakah kau sudah menabung?

SET PANGGUNG
SEBUAH MEJA DENGAN SEBUAH LAMPU BELAJAR/LILIN . DISAMPINGNYA TERDAPAT KURSI. DI TENGAH-TENGAH MEJA TERDAPAT SEBUAH TOPLES BERISI UANG RECEH YANG HAMPIR PENUH.
SEORANG LELAKI/PEREMPUAN MASUK MEMBAWA BEBERAPA UANG RECEH , MENARUH DIATAS MEJA DAN MULAI MENGHITUNG.
LELAKI/PEREMPUAN 1 : Seratus, duaratus… 1000. 2000,3000. Alhamdulillah hari ini walau Cuma segini tapi aku bersyukur masih mendapatkan rejeki. Sedikit-demi sedikit akan menjadi berlimpah juga. Tuhan itu Maha Adil semua hal besar itu selalu berasal dari hal yang kecil. Mulai dari uang dalam toples ini dulu hany beberapa keeping saja sekarang sudah hampir penuh. Seperti juga tubuhmu kau tersusun dari materi kecil-kecil sehingga terbentuk tubuhmu yang utuh. Sudahlah sepertinya kau udah mengerti aku akan istirahat dulu.
LELAKI KELUAR DARI PANGGUNG ,
MASUK LELAKI LAIN DENGAN BAJU LEBIH RAPI MEMBAWA KORAN DAN UANG RECEH DARI KANTONGNYA
LELAKI 2:  cukup , ya sepertinya cukup sudah apa yang sudah terkumpul ini. Seperti yang sudah direncanakan. Semua yang ku kumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan segera membangun semua yang aku inginkan RUMAH, MOBIL, dan Perhiasan-perhiasan itu . kau pasti tidak mengerti , ini semua adalah kerja keras ku. Aku telah bekerja dengan keras . banting tulang . kau lihat semua yang ku miliki kini pasti dapat untuk membeli semua hal di dunia ini. Hei aku bahkan bisa membeli apa yang sedang kau bawa itu, iya itu yang kau pegang itu. Haha kau tak percaya aku bisa kok. Ah sepertinya kau tak paham. Aku mau mandi dulu penat seluruh badanku. Tertawa sambil berlalu.
LAMPU BLACK OUT.
MUNCULAH DUA SOSOK HITAM DAN PUTIH , MENARI KIAN KEMARI. SESEKALI MEREKA MEMEGANG TOPLES UANG ITU. SAAT YANG HITAM MEMEGANG TOPLES. YANG PUTIH TIDAK DIBERI TAHU. MEREKA BERDIALOG DALAM BAHASA TUBUH. LALU MUNCUL HITAM PUTIH YANG LAIN. MEREKA MEMBAWA BENDERA HITAM DAN PUTIH.
MENGULANG GERAKAN YANG SAMA . SEPERTI SEDANG MEMERANKAN  SESESORANG . BERKERJA , BERMAIN BOLA, ATAU MELAKUKAN AKTIVITAS LAIN YANG ANEH.
LAMPU BLACK OUT
HANYA TINGGAL 2 SOSOK DIATAS PANGGUNG. MEREKA SALAH BERBINCANG DALAM BAHASA ANEH.
SOSOK 1: hei, aku juga menabung. Kau pikir hanya kau yang menabung?. Lihat, lihat semua ijazah-ijazah ini. Lihat semua teknologi-teknologi ini. Aku juga menabung kawan. Menabung ilmu.
Sosok 2 : itu bukan menabung kawan. Itu hanya mengumpulkan. Yang namanya menabung ilmu itu seperti ini. Kau mendapatkan begitu banyak ilmu, pengetahuan dan teknologi. Tapi kau ajarkan semua  itu kepada orang lain. Lalu orang lain mengajarkan kepada yang lain lalu orang lain lagi mengajarkan ke yang lain.
SOSOK 1 : hah , apa bedanya yang penting aku pintar. Kau tahu gedung-gedung mewah yang ada di sebelah sana itu aku yang bangun kawan. Menjulang ke angkasa , kau tahu seberapa tingginya , tingginya seperti langit hanya sepenggal tanganmu saja. Haha. Dan kau tahu rumah-rumah mewah yang kini banya digemari orang itu. Aku yang buat kawan.
Sosok 2 : itu kau anggap pintar kawan. Lihat di sebalik gedung mu atau rumah mewahmu. Banyak rakyatmu yang bahkan tempat untuk sekedar bersandar saja mereka tak punya. Apa lagi rumah yang nyaman dari terpaan panas dan dingin kota besar ini. Kau hanya mementingkan dirimu saja. Itu bukan rumah menurutku itu hanya fatamorgana yang kau ciptakan untuk kami.
Sosok 1 : kau hanya iri saja kan. Kau pikir mudah untuk itu semua. Kau hanya sewot. Sensi , senewen seperti gadis kala datang bulan.haha
Sosok 2 : sepertinya kau semakin nglantur kawan, biar ku tebak kau Pasti lapar?
Sosok 1 : hai. Darimana kau tahu. Aku sudah 3 hari tidak makan kawan. Perutku sudah seperti mati rasa.
Sosok 2 : jelas aku tahu, sebab perkataanmu itu nglantur.. begitulah kau perut lapar semua jadi nglantur untung nglanturmu itu tidak membuatmu di penjara. Haha
Sosok 1 : ku kira kita tidak hanya lapar perut tapi fikiran , hati dan otak kita yang semakin tumpul ini haha
LAMPU BLACK OUT.
ORANG-ORANG HITAM-PUTIH KEMBALI MASUK LALU BERTERIAK HISTERIS MENGUCAP MANTRA YANG SEMUA ORANG MENGIKUTI.
LAPAR, SAKIT,TOLONG. (berulang-ulang)
MUNCUL TUKANG KORAN.
TUKANG KORAN : korang pak , korang. ( koran kali)
Tukang koran : biarin gua memang gak bisa bilang koran kok.
Tukang koran : korang bu, mbk, pak, dik. Bapak- bapak , ibu-ibu semua yang ada disini . mana yang bapak , mana yang ibu?
Tukang Koran : berita baru ini lho pak. Baru saja saya ambil dari mesin cetak pak. Masih panas.
Tukang koran : ini pak , berita mencolok hari ini. Orang-orang mulai gemar menabung pak. Ada yang menabung iman, menabung ilmu ada juga yang menabung cinta. Cinta sama pasangan sahnya maksudnya. Kalian sih fikirannya gthu.
Tukang koran : ini pak berita baru pak. Pak presiden sekarang sedang menabung pak. Menterinya-menterinya juga ikutan . program blusukan diganti program menabung. Para aktris dan actor ikut menabung. Para pekerja . pengangguran. Mahasiswa mahasiswi.semua pada menabung Walah endi tho iki sing tuku. Kok ra lewat . wealah lah ternyata aku jualan di wilayah orang tuli dan buta ya pantes . mas nya juga gak ngomong mungkin pada bisu. Ya sudah aku cari tempat lain saja. Korang-korang . korang baru. Masih panas.
BLACK OUT
LELAKI/PEREMPUAN : seperti yang ku katakan sebelumnya sesuatu itu tersusun dari materi kecil lalu bersatu membentuk sesuatu yang besar. Begitulah yang ku lakukan selama ini. Mengumpulkan sedikit demi sedikit. Orang bilang aku orang baik ah tak ku fikirkan itu.Yang penting aku sudah berusaha ikhlas melaksanakan kewajibanku.
PASANGNYA : ayah. Kok belum ganti baju itu para tamu sudah datang. Ayah harus memberi sambutan bukan. Ayo lekas bersiap-siap pak. Bapak tidak ingin membiarkan para tamu menunggu kan.  Ini adalah peresmian yayasan amal ayah yang ke seratus. Saya jadi ingat bagaimana perjuangan kita dulu. Ayah masih ingat dengan toples kecil.. 
LELAKI : ah..  bunda bisa aja. Ayo bunda kita keluar.
BLACK OUT
LELAKI 2 : aku tidak melakukan apa pak. Tolong . saya hanya mengumpulkan jerih payah saya. Tolong pak jangan disita. Itu baru saja saya beli. Pak tolong saya tidak bersalah pak. Istriku aku tidak bersalah.saya tidak bersalah pak.
HAKIM : mendengar kesaksian para saksi, bukti-bukti yang terkumpul. Maka pengadilan memutuskan saudara di hukum dengan hukuman sangat berat karena telah terbukti melakukan tindakan memperkaya diri sendiri. Keputusan ini bulat tidak bisa di ganggu gugat . demikian sidang kali ini kepada semua orang selahkan segera berinsaf . terima kasih.

THE END
Dipentaskan untuk kegiatan amal 
GERAKAN  MENABUNG  & KOMUNITAS STUDI BUDAYA
YOGYAKARTA


Jumat, 27 November 2015

Memoar Padang Ilalang

:Kepada kau yang datang kemarin senja
datanglah ke humaku yang berdinding bambu,
datanglah dengan gemetar dan dada bergetar.
akan ku tunggu dengan ragu di depannya,
sembari mengeja kata yang kau berikan

datanglah ke humaku yang berdinding angin
datanglah bersama pucat dan rasa yang bekelindan
akan ku nanti dengan tangis di depannya
sembari menulis kata yang kau berikan

datanglah ke humaku yang berdinding waktu
datanglah bersama letih dan mimpi yang basah
akan ku nanti dengan rindu di depannya
sembari membaca kata yang kau berikan

Kamis, 10 September 2015

sebuah catatan Masa Lalu

Saat jalan didepan sudah dihelat maka kita tak selalu tahu haruskah kita akan berjualan lurus saja atau harus merunduk dan melompat pula. Masa depan seperti halnya perjalanan ini maka tak perlu menduga-duga masa depan itu. yang pasti adalah persiapkan diri diawal dan yakinlah pada mata hati bukan hanya mata kepala. Selamat menempuh masa depan
yogyakarta, 12-12-14

apa yang harus dikatakan desember dengan semua berita ini. sejenak dia hanya terpaku dan mulai termenung lalu lama-lama kulihat mulai melamun. pertemuan indah dawal musim harus diakhiri dengan sebuah tragedi yang menyita berjuta-juta mata. apakita lupa jika januari selalu gempita dengan bunga yang menyala di malam hari buta. mungkin Juli mulai dilupakan ketika begitu khusuk sebuah peribadan menerjang 1 bulan lamanya. mungkin tahun ini atau mungkin tahun-tahun sebelumnya atau bahkan tahun-tahun yang akan datang akan selalu datang bulan-bulan lain yang tak bisa berkata-kata karena ke alpaan kita.
entah harus mengucapkan selamat atau turut berbela dengan berakhirnya tahun ini dan munculnya tahun nanti.
yang pasti sebagai manusia selayaknya kita bersyukur . sebab kau juga mulai tambah tua tahun in dan tahun-tahun nanti.
30-12-14
kulo mboten guru nanging sinau dados guru. jenengan guru sampun mangertos guru niku pripun? kulo mboten mudeng guru punika kedhah pripun. nanging kulo mangertos satunggalaning bab guru punika digugu lan ditiru. dipercoyo lan dituladhani.
6-3-15
pulang, mudik, kembali ketempat asal.. ‪#‎hikmah‬ pulang. "Kita datang dari tempat itu suatu saat kiranya kita kan kembali kesitu, mungkin bukan sekarang atau besuk. Tpi kiranya kau selalu butuh tempat utk pulang"‪#‎pulangsejati‬
11-7-15

‪#‎semangat‬ diakhir. Bukan berarti tidak bersemangat diawal. hanya saja, diakhir itu letak titik malas mengembang. Kadang sesuatu yg diawali dengan semangat belum tentu berakhir dengan semangat, apalagi sesuatu yg diawali dengan tak bersemangat. Tapi kiranya kita yg sudah berada dititik akhir ini tak berlarut2 dengan sesuatu yg sudah berlalu (awal .red) tapi adalah berupaya memaksimal segala kesungguhan di sisa waktu yg ada ini. Satu hal yg di pelajari adalah setiap awal selalu ada akhir, maka disisa waktu yg ada pantasnya kita berupaya semaksimal mungkin, karena kita tidak tahu apa yg akan terjadi ketika semua ini berakhir, mari bersabar dan tawakal . Serta bersyukur atas segala nikmat-NYA. #1/3ramadhanterakhir ‪#‎kehidupan‬
12-7-15
Hati seperti vertisol dimusim kemarau keras dan pecah2, dan juga seperti gambut kehilangan daya dukung airnya kering dan mudah terbakar. Kau baiknya seperti apa? Apa kau mengenal rendzina dan alfisol? Mungkin mereka tahu jawabnya. ‪#‎tanyakan‬ pada tanah ‪#‎karena‬ tanya rumput yg bergoyang sudah mainstream
7-8-15

hari ini langit biru, mata ku biru, fikiranku biru, wajahku biru, tubuhku biru, hidupku biru!
hari ini bibirku biru, mulutku biru, kata-kataku biru, rambutku biru, senyumku biru !
hari ini mimpiku biru, sadar ku biru, gelasku biru, pisau ku biru. !
Maaf telah membuatmu mengharu biru !
6-9-15

bolehkah merinduimu senja?

tentang kerinduan kepada pemilik semesta

bolehkah merinduimu senja?
kenangan akan magrib yang menyusup di sela-sela degub jantung hati
pada subuh yang sudah menjelma hari-hari penuh iman
inilah tubuh dien ku yang membakar hari penuh mimpi
bolehkah aku merinduimu senja?
pada bentang cakrawala penuh keistqomahan dalam berilmu hati
pada semesta yang melindap segala kemaknaan tentang sendiri
inilah wajah dienku yang menyirami hari penuh mimpi
bolehkah aku merinduimu senja?
pada hanya kau yang ku panggil senja, dan pada segala temaran
yang mendatangkan rindu.
pada tubuh Isya yang kini mendatangiku.
yogyakarta, 1/3 malam yang sunyi 11-9-2015

Rabu, 17 Juni 2015

SEPOTONG EPISODE KEHIDUPAN

Kehidupan adalah sepotong episode, dimana ada adegan yang harus dimainkan oleh para pelaku didalam drama tersebut. Setiap orang telah mempunyai perannya masing-masing. Mungkin pernah mendengar beberapa peran seperti protagonis, antagonis, atau hanya peran pembantu yang numpang lewat.
Setiap orang telah memiliki perannya hanya tinggal bagaimana kau memainkannya. Tetapi tentang peran itu aku punya sudut pandang sendiri. Entah siapa yang dikatakan protagonis entah siapa yang dikatakan sebagai antagonis bukankah itu semua hanya sekedar sudut pandang saja. Apa kau pikir kau adalah sang tokoh protagonis (tokoh yang baik hati) dan beberapa orang di luar sana adalah tokoh antagonis (tokoh yang jahat) ? Jika kau berfikir begitu maka aku menyebutmu kau adalah si munafik oh bukan kau adalah si antagonis itu sendiri.
Menurutku setiap orang akan memerankan semua peran itu entah protagonist, antagonis, atau pun Cuma sekedar peran pembantu. Jika kau sadari suatu kali kau beraktivitas kau mungkin akan menjadi sorang penolong yang baik hati, atau seorang yang sedang tertimpa masalah, atau kau seorang yang menyebarkan kebaikan atau apa kau nerfikir bahwa kadang kau juga menyakiti hati orang yang lain? Walau tak kau sadari kau juga sedang berbuat jahat terhadap seseorang yang lain. Yang merasa dirinya adalah sang protagonis.
Sering kali kita ingin selalu menjadi peran protagonis tidak mau menjadi tokoh antagonis. Karena telah termind set dalam fikiran kita bahwa antagonis adalah tokoh yang buruk yang adakan menyakiti tokoh protagonis. Tapi bagaimanapun juga hidup itu adalah keseimbangan dimana kau juga harus mengerti setiap tokoh protagonist selalu membutuhkan tokoh antagonis. Karena tidak aka nada tokoh protagonist tanpa ada tokoh antagonis yang menandinginya.
Maka sekarang sadarlah tak selamanya kau itu adalah seorang yang baik, yang terhindar dari dosa-dosa karena suatu saat kau juga adalah tokoh jahat yang melakukan dosa-dosa itu. Dan sadarlah pula bahwa kau juga bukan orang yang harusnya selalu jahat karena ada orang-orang lain yang lebih antagonis dari dirimu. Sebaiknya kau segera sadar dan memahami peranmu itu. Jika kau fikir hidup adalah sandiwara, mungkin ada benarnya juga. Tetapi dalam sandiwara itu sang maha sutradara tidak mengikat kita dalam peran yang kaku tetapi memberikan kita kehidupan yang improvisasi.
Bagiku yang masih mempelajari kehidupan ini, hidup hanyalah sepotong episode yang masih memliki potongan episode lain di kehidupan yang selanjutnya. Untuk sepotong episode seperti apa? Entahlah aku juga tidak tahu, yang ku tahu peran kita diepisode sekarang menentukan peran kita diepisode selanjutnya.
Kehidupan sedang berlangsung ketika sang maha sutradara mengatakan ACTION dan menunggu berakhir ketika kata CUT  diucapkan olehnya.

1.       Sepotong episode ; diambil dari album edcoustic,




Rabu, 02 Juli 2014

Bukit pegunungan seribu

-sebuah cerita tentang alam-
barisan gunung-gunung yang mulai berbaris
menengadah dalam tiarap yang tak digubris
tersadar pada sejuknya cerita daun-daun hijau 
tentang tubuhmu yang mulai mengering

hanya sebuah badan kepanasan waktu
yang terlelap diantara tumbuhnya kota-kota biru
terlupa pada cerita pohon-pohon hijau
tentang air yang lupa mengalir

aku hanya berdiri diujung bukit
mulai berteriak dan beriak tentang kesyukuran pada alam
yang mulai disetubuhi oleh keringnya hutan-hutan kelam
pada kota-kota yang mulai tumbuh di pelupuk mataku

Senin, 05 Mei 2014

PENGEMBARA MALAM

-mi-chan
Renjana terbangun pada senja abu-abu
Angin membawa berita-berita samar tentang malam yang menghitam
Telah terbukakah gerbang surga?
:Imaji yang membentang pada layar-layar kosong yang mengabur
Haruskah kau menikmati tubuh senjamu yang terluka

Senja tumbuh di ladang hari kesepian
Enggan , malu, tersipu pias-pias mega kemerahan
Telah tercurikah hati para Dewa?
:Yupa mungil yang tersusun dari cerita masa lalu
Ombaknya malam mulai menyelimuti luka senjamu

Untaian doa mulai mengalun dari sebelah malam yang asing
Tak tahukah kau , senja kan menyetubuhimu dengan hangat dan lekat
Angin kan membasuh gemelutuk gigilmu tentang gundah yang mengadah
Malam kan menemani redammu akan rindu yang memberontak
: Imaji yang tak perlu kau sudahi, pada malam yang lekas mejadi matang

Note : (Kisah malam-malam kita yang sering terbakar)
Magelang, 5/5/2014




Sabtu, 01 Maret 2014

KETIKA AKU (Kidung Tentang Rindu)

berusaha memahami dinding kamarmu
yang lembab dan senyap
yang menjatuhkan bulir tangis pertemuan
yang menyandarkan keluh kesah yang basah


berusaha menghangatkan dinding kamarmu
yang membeku dan pecah-pecah
yang menyandingkan harapan tentang wajah-wajah yang tertempel
yang menidurkan bianglala di sudut ruang gelap


berusaha menemani dinding kamarmu
yang sendiri dan menyepi
yang melamunkan kenangan yang parau
yang melelapkan gelisah yang mendesah


alu ingin menjadi kamu
yang memahami dinding timur
yang menghangatkan dinfdng barat 
yang menemani dinding utara

: yang meninggalkan dinding selatan

Jumat, 21 Februari 2014

SEPASANG JENDELA

bolehkah ku buka jendelamu 
akan kuisi dengan harapku
kan kubuka jendela itu
secercah harap yang menggantungku
lalu kutiupkan angin sepoy dari celahnya
akan ku lelapkan ruang itu dengan : cinta


bolehkah ku buka jendelamu
akan ku masukan hatiku
kan kubuka jendela itu
seperti untaian kelambu di tepian waktu
lalu ku sinarkan rembulan yang menggantung
akan ku cerahkan ruang itu dengan : rindu


bolehkah ku buka jendelamu
akan ku resapkan rasaku padamu
kan kubuka jendela itu
sedalam kenangan yang tentang pertemuan kunci
lalu ku tanamkan sebenih bunga jendela baru
akan ku harumkan ruang itu dengan : kasih

bolehka aku membuka
jendela rumahmu yang bisu
dan ku tiupkan angin sepoy,
dan ku cerahkan sinar rembulan
dan ku harumkan dari bunga malam
Agar ruang itu bisa ku tinggali

Senin, 30 Desember 2013

Catatan akhir Tahun



saya baru pertama baik 'kora-kora' . astaga saya tidak mengira sebegitu mendebarkanya wahana ini . pertama sebelum naik saya kira ini mah kayak ayunan miliki di sandra sebelah rumah cuma beda ukuran,cus naik bro. saat mulai duduk diwahananya, tuhkan wong cuma kayak gini kok pada teriak-teriak sih ( sambil ngejek teman didepan saya). saat mulai bergerak 'wuih asik ' 3 menit selanjutnya 'hmt...asiiiikk" mulai masuk menit ke 6 '' wuih... aaaaaa...mmmpun." menit selanjtnya hanya terdengar lafal dzikir dan teriakan minta berhenti. hahaha mungkn saya melupakan satu hal ayunan di sandra hanya memiliki sudut elevasi antara 0-3 derajat tetapi saya lupa untuk mengkonversinya ke kora-kora yang memiliki ukuran tiang yang 4 kali lebih panjang tentu ini akan menghasilkan sudut yang lebih besar pula. bagimana saya bisa lupa rumus trigonometri itu. hingga pada menit ke 14 . kora-kora sudah mulai melambat derak jantung berangsur-angsur mulai normal . hormon adrenalin juga sudah beerhenti di sekresikan. akhirnya dengan kaki , tangan, dan kepala gemetar turun juga dari wahana itu. 


- aku cinta tanah- begitu menginjak tanah. 

" pak, aku pengin numpak bandulan gedhe kui, regane mung 3000 pak"
"suk mben wae nek wes gedhe"
itu pembicaraanku waktu kelas 3 SD bersama bapak ke sekaten 

"yud, ayo numpak kora-kora (yang saya sebut bandulan) "
"hmt.. "
"ayo numpak ra?"
saya ingat saya sekarang sudah kuliah , saya pikir gedhe yang di maksud bapak saya itu ya sekarang ini. baiklah
"melu nuw. numpak aku"

Yogyakarta, 23 Desember 2013 . 20.36 WIB

menjadi orang baik itu perlu, lalu memandang sekitar dan membayangkan hanya kita yang baik di situ. tapi sebenarnya kita itu lupa kita orang baik atau cuma merasa menjadi orang baik. sehingga hadir pertanyaan siapa kita? mengapa ada kita? bagaimana kita ada? dimana kita ini? kapan kita disini?apa kita ini ? 

saya kira kita harus mulai benar-benar tahu siapa kita ini. menjadi yang paling tahu dari orang lain tentunya. sehingga kita tidak salah dalam memproyeksikan diri kita sendiri. saya sungguh tidak tahu anda akan menjadi orang baik itu atau cuma merasa baik, tetapi saya berharap anda buka orang jahat atau orang yang suka menjahati. 

refleksi tambah umur