Jumat, 17 Juni 2011

Potret

Ada dingin dibibirmu
mungkinkah itu kenangan
atau sekedar masa lalu

kau yang membawa sayu
pada purnama bulan juni
yang ku ulas pada malam terasing

kucoba meraih mata itu
dan kutulis sajak tentang malam
kupersembahkan sepi dinubuatmu

tapi kau ciptakan tubuh beku
dan yang menggenang di sudut mata
mungkin seseorang yang tertinggal

malam terbakar di tubuh beku
jiwa terasing di pertengahan bulan
dan lekat membawa duka

Sajak pertemuan

1
Dulu seseorang melahirkan ia yang melahirkanmu
yang gemar mengeja keindahan pagi
menghirup mimpi tentang lelaki
yang tak pernah ia akan berpaling

2
dulu pun ada seseorang yang mencintai wanita
yang telah melahirkan ia yang melahirkanmu
yang gemar mengeja sajak tentang sepi
hingga dari rusuk kirinya dipinjam Tuhan
lalu digantikan ia yang tak akan berpaling

3
tapi dulu juga ada ia yang membawa bujuk rayu dan benci
tak perlu aku sebut ia seseorang
tapi ia yang telah melahirkan kutukan pemisah
untuk lelaki dan wanita


4
Lelaki terpisah diufuk pagi
menjelma mentari yang berkelana membawa luka
dan seribu rindu

5
Wanita terpisah di senja kelana
menjelma sebutir embun
menunggu dan berlari di tepi waktu

6
doa tak putus tereja dari hati
lembah ,gunung,udara adalah saksi
malaikat  punya bukti
Tuhan pun menghapus dosa kenegeri azali

7
itulah kita yang tengah mengeja tentang pertemuan

Tersesat di Tanda baca

Apa itu dirimu
atau sekedar tanda baca yang menggantung?

malam masih berwarna matamu
dan beberapa kata berlompatan dan lari tunggang langgang
mungkin ada kalimat yang terlupa
atau mereka sibuk berpetak umpet

aku tersesat dipenggalan jeda yang heran
hanya titik dan petikmu yang menerangi
apa tak ada pelita di matamu?
karena di matamu masih berwarna mataku

mungkin itu dirimu yang sibuk mengeja
karena beberapa kata tangah bersunda manda
mungkin juga itu kata cintaku
yang tersesat di tenggorokan

Sajak Perjalanan

:pagi

Hari masih kalut
dan pagi masih membawa dingin yang maktub
kau lihat kenangan yang berlarian dari mataku
ia berwarna kuning kejinggaan
persis seperti matamu dulu

waktu sudah membawa tubuh lunglai
membagi pagi di beranda rumah yang kosong
hanya terlihat beberapa keping rinduku yang tercecer
mungkn itu juga rindumu yang pernah melayang
yang terbang bersama angin senja

ku ulangi perjalanan yang abu-abu
berisi padang fatamorgana yang menyilau
sesuatu terlahir dari mataku mungkin itu luka
atau sekedar jeda matahari yang kepayahan
karena membawa panas yang tak berkesudahan

Tuhan..
apa itu tikungan
lagi kau berwarna abu-abu
hari sudah tak pagi babi
kini jala mulai mengalir keberanda mata
lekaslah berjalan dan tinggalkan lenangan di belakang
biarkan ia menjadi luka yang tabu

Senin, 13 Juni 2011

Sebuah Prakata

:Tentang Sebuah Malam
malaikat membawa miciu,mungkin untuk bekal pengembaraan atau mungkin sekedar mencari jeda yang hilang ,karena tak seperti kemarau yang kemarin terjatuh ditubuhmu,hari ini aku temukan senyum dibibir manismu..

jangan kawatir mereka hanya lupa, karena beberapa sayapnya yang berhamburan diterpa angin senja, dan melahirkan beberapa serenada merdu nan mempesona,tepat seperti lagumu yang selalu kau senandungkan itu,

beberapa mata terdampar didingin yang sunyi, dan mata kita yang tak sempat menyapa semalam menari riang gembira, mungkin mereka tahu ,mereka akan segera berlayar dengan kita.

akan aku ejakan beberapa kata yang sepi tapi bernyanyi riuh gembira, karena akan ku bawakan sepenggal mata yang indah seperti matamu,karena ku tahu aku dan kamu memiliki kata-mata yang sama.

malam ini beberapa kata yang mati akan kuhidupkan lagi ,sebab disana kini tak hanya ada mataku dan  kata-kata yang terbunuh waktu, dan sebuah mentari kan hadir disitu membaca sajakku yang kadang berwarna merah kejinggaan.

kini kamu senjaku yang terkhir ,yang menemaniku dan malaikat itu berlayar mengarungi pengembaraan malam, jangan kawatir aku tak akan melukaimu,sebab aku hanya setetes embun yang menyejukkanmu.

Rabu, 08 Juni 2011

Perjalanan Matahari

pengulangan dari setiap perjamuan mata adalah kata suci, kemana arah pertengkaran mata yang beraroma miciu bila tidak ku muara hatimu. seperti lembara kata yang tadi terlintas parau,kini berbayang sepi bak hujan di tengah gurun pasir. kering , gersang, dan berbau anyir.

kita tak ubahnya pertengkaran dua mata itu, yang menjanjikan kebebasan hakiki, lewat pesona kalibar yang terjatuh di sudut bibirmu, masih bisa ku dengar suara kicau burung semesta bisikanmu, yang kadang menggenang di pelupuk mata, tegar,basah,dan kuyu.

mungkin kau gangga itu, yang di tepinya terlahir epik mahabarata dan ramayana.yang kau pujikan padaku. sebenarnya kita yang terlupa makna verbal mereka yang kadang terlintas didepan mata.gelap,temaram,dan sunyi.

seperti perjalanan matahari yang kadang terlelah oleh lembar kabut,kau kadang melupakan makna sinta dalam temaram tengah hari yang terik, bahwa kesetian adalah harga sebuah pertaruhan judi dan kematian, mungkin memiliki keteguhan hati yang sangat kepada sebutan kakanda yang mati akan subuh gelap.

matahari kadang sering tak jujur dan menceritakan pola yang berbalik-balik,apa kau menganggap Sri Rama selalu berlaku suci bak resi Durna yang sering berlaku buruk tapi menjadikan berkebaikan?. sebaiknya kau pahami lembar-lembar suhuf yang tercecer di lembah Indus dan terpelanting di tepian Bengawan.

dilembar terakhirku akan mata yang kadang buta, amatilah matamu akan pandawa yang mahagung dan kurawa yang memendam bara dalam hati...kita buktikan siapa yang sebenarnya Manusia.

sebab dilembarku nanti hanya akan tergambar matamu yang sayu.......

Rabu, 01 Juni 2011

Synfoni mata (wanita)

malam datang mengusik perjalanan lelaki, mata indah bulan merekah di pemberhentian,ada yang mengerti itu sebenarnya rasa yang tersimpan dalam alunan nada senja, yang kadang memancarkan nada la tapi lebih sering terdengar re yang merendah menjadi do pada sebuah oktaf terendah.
jika kau mengenal seriosa seperti bayi kau salah. sekali lagi kau salah karena sebenarnya nada-nada dalam seriosa itu matamu yang sering membuat jantung si lelaki berdetak lebih kencang. karena kaupun tahu teori dalam displin ilmu fisika menjelaskan bahwa ada dari serangkaian suara yang ada dibumi ini yang akan membuat hati seorang akan berdetak lebih kencang ,bahkan lebih kencang dari sebuah dentuman meriam bom atom selkalipun.

itulah matamu dan dentingan nada yang selalu keluar dari sudutnya.bagaimana rasanya tak perlu aku jelaskan yang terpenting adalah kau mengerti.mata yang sering menjadi belati dikala sebuah rindu yang berubah menjadi genderang yang bertalu.dan memberikan dorongan untuk segera memandang dan kembali mendengar symfony dari nada-nada yang tercipta dari matamu.

seperti malam yang lalu ,saat ini lelaki sedang memendam nada taerbesarnya, saat pertama ia mendengar symfoni itu iaterlupa hal terpenting dalam hidupnya. ia melupakan sebuah pertanyaaan yang seharusnya tercipta diantara kedua tang mereka tang memyatu. kenapa matanya mampu melantunkan nada yang begitu merdu?.lalu yang mengherankan lagi nada yang tecpta itu bisa membuatnya lupa rangakian symfoni dari Bethoven dan Mozart yang selalu ia dengarkan.

lelakiku tercenung ,ia ia terduduk ngungun sambil menyalahi dirinya sendiri,dan rembulan malam ini menynyikan sebuah synfoni lembut tentang sebuah balada yang terlupa oleh si lelakiku . karena Wanita dengan mata yang menciptakan symfoni tak perbah ada.