Siang ini aku menggigil kedinginan
memasukkan diri dalam ruang setan entah matahari telah lelah menyinari jalan
atau karena dewa kutub bertamsya keliling malam
Aku masih tetap menggigil memilirkan otak yang berurai tangis
gumpalan helium berubah hidrogen diri
rasa tercekik sepasang mata mulai menghantui
Izroil seperti bayang-bayang hitam pembawa sabit sakti
Putra sang fajar masih bergumul dalam sprei tua
tak diraba kemilau burung gereja mematuk pipi pendeta
limpangan suhu kian meradang bak helium mengudara hidrogen mimpi
Senandung kebimbangan berteriak riang dalam ingatan
menitik batas penggaris umur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar