Ingin aku melukis pagi diwajahmu
Memancarkan pendar sang fajar dari ubun-ubun kepalamu
meneteskan embun murni dari sela-sela matamu dan
mengahurukan kicau burung dari mungilnya mulut merekahmu
Ingin aku melukis senja di tubuhmu
memancarkan pendar mega-mega tua dari balik bahumu
meniupkan angin murni dari sela-sela tubuh wangimu dan
meriuhkan kelepak dedaunan dari ranumnya tubuh merekahmu
Ingin aku terbawa dan mati bersama untaian kata
yang tertulis dari sebuah puisi tua tak bermakna
biarlah aku simpan saja lukisan dirimu dalam kotornya otak mungilku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar