:seorang calon Ayah
Dipagi yang wungu dan malu
si mungil terlahir untuk duka
menyanding bisu dan kecu peristiwa
seharusnya pagi tak melindap
dingin yang haus akan dipuja
ia seharusnya menjadi celoteh riang
seorang gadis yang sibuk mengeja waktu
tapi pagi selalu membawa kalut
rengekan dan riuh geraham dalam
orkestra majnun
dan selalu terselip segumpal merah dalam dada terbakar
deretan embun tak mungkin kembali
sebab kini ia hanya meratap dan membisu
perjalanan pagi yang diderai dengan nafsu muda belia
saat dengan mata merah
ia congkrl seorang gadis dari garba ibunya
dan membunuh arti persekutuan suci seorang ayah
kini paginya luka
karena embun selalu olok-olok
tentang cerita ayah kepagian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar