Sabtu, 23 Juli 2011

Narasi Sebuah Cermin

Kau yang sering datang padaku
menyimpul sebaris senyum
dan aku akan senantiasa membalas
ranummu yang terlelelap

aku bukanlah yang lain
melainkan masih kau yang sering mengeja
tentang remang-remang
dan soleteh riang kunang-kunang

kita adalah wujuud dan bayang
yang satu tak berjarak
dan selalu lindap dalam sunyi
yang bising di balik remang bulan juni

tapi kini kau tak sering datang dengan wajah itu
dengan wajah kunang kini datangmu
dan tak padaku kau bercermin
tapi pada cermin serupa pelangi

kau tahu kau bukanlah wujudku lagi
kau wujud cermin pelangi
kau lupa akulah bayangmu
yang tak mungkin berganti wujud

ketahuilah kau wujudku
disini bayangmu menunggu
meski dalam buram bias goresan debu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar