Jumat, 22 April 2011

SEPEDA.


Kini benda itu ada di hadapanku . benda yang aku kuimpi-impikan yang juga diimpikan anak-anak seusiaku di tempat tinggalku . sebuah sepeda baru merk polygon tipe terbaru . akhirnya ibu dapat mengabulkan permintaanku untuk mempunyai sepeda sendiri .aku ingin segera mengendarainya dan memamerkannya kepada teman-temanku.dan kini aku tak perlu kawatir lagi bila akan berangkat sekolah karena dengan naik sepeda ini aku tidak akan terlambat sekolah lagi.
--------
“pokoknya sholeh mau ibu membelikan sholeh sepeda baru sekarang .soalnya teman-teman sholeh sudah pada punya sepeda bu!”aku membentak sambil menangis.
Tapi ibuku hanya berkata seperti yang sudah lalu-lalu .
“iya leh .ibu tahu tapi bukanya kamu masih bisa menggunakan sepeda peninggalan almarhum bapak kamu itu.”
“aku malu bu.bila harus pakai sepeda kumbang bapak.”
“lha habis mau gimana lagi ,peninggalan yang paling berharga dari ayahmu hanya itu leh!.
Kulihat wajah ibu mulai memerah tanda ia juga mulai kesal dengan tingkahku.
“leh kita ini hanya orang kecil ,orang miskin le.lawong hanya untuk makan saja kita masih sering hutang .kamu itu malah minta sepeda baru . duit dari mana leh!”
“ya bagaimana caranya sholeh tidak mau tahu yang penting sholeh mau sepeda itu harus ada sekarang.apa ibu sudah ndak sayang lagi sama sholeh ”
“masya Allah .Sholeh istigfar jaga mulutmu itu mbok yang sopan ngomongnya ,ibu itu sayang dengan anak-anak ibu.”
Tak ku sangka air mata ibu jatuh mendengar aku berkata seperti itu .Kakakku yang bisu itu pun bergerak-gerak tangannya seperti juga hendak memarahiku.adikku yang masih balita itupun ikut-ikutan menangis malam yang begitu miris di sebuah rumah dipinggir desa itu.
“pokoknya kalau ibu ndak mau membelikan sholeh sepeda sholeh mau minggat saja.”kataku marah. Aku berlari keluar membanting pintu . pergi menjauhi rumah tidak kuhiraukan lagi ibuku yang mencoba menahanku sambil menangis .aku berlari dan terus berlari .hingga hilang sudah bayangku dalam gelap malam itu.
----------
Kini dua hari telah berlalu aku rasa aku harus memohon maaf atas kejadian malam itu .aku merasa sangat menyesal atas tingkah lakuku saat itu.aku pun juga takut bila harus di cap anak durhaka .aku ingat perkatan eyang ahmad guru ngajiku kalau dosa anak durhaka itu tidak bisa diampuni .ya Allah ampuni dosaku .Ibu aku menyesal maaf kan aku.
Setiba aku di depan rumah kulihat bendera merah dan banyak orang berkerumun. didalam rumah ku mendengar ada yang sedang menangis .
“ada apa ini ?” kupandang sekitar
Aku masih merasa heran dengan apa yang tengah terjadi ku mencoba mencerna tentang yang terjadi.hingga pandangan berhenti di sudut rumahku .aku dekati benda itu aku terkagun-kagum sejenak aku melamun



“Kini benda itu ada di hadapanku . benda yang aku kuimpi-impikan yang juga diimpikan anak-anak seusiaku di tempat tinggalku . sebuah sepeda baru merk polygon tipe terbaru . akhirnya ibu dapat mengabulkan permintaanku untuk mempunyai sepeda sendiri .aku ingin segera mengendarainya dan memamerkannya kepada teman-temanku.dan kini aku tak perlu kawatir lagi bila akan berangkat sekolah karena dengan naik sepeda ini aku tidak akan terlambat sekolah lagi”
Sejurus kemudian aku tersadar raungan tangis itu semakin keras terdengar ditelinga ku.aku berfikir sejenak sepertinya aku mengenal suara itu.ya itu suara kakak perempuanku
“ada apa ini?”aku masih anak berumur 14 tahun yang belum mampu membaca keadaan yang terjadi .
Semenjak aku datang sudah seperti ada yang janggal disini. Pertama ada banyak orang berkumpul dirumahku.tapi mereka tak menyadari kedatanganku.kedua ada bendera merah yang didesaku berarti sedang ada salah satu anggota desa yang meninggal. Ya bendera merah ada yang meninggal aku tergagap meninggal siapa yang meninggal.mungkinkah? semoga tidak ibu tidak mungkin ia meninggal.
Dengan langkah gontai aku mendekati kerumunan diruang tengah .tempat aku memarahi ibuku tempo hari .pikiranku masih terbayang wajah ibukku .kalau benar itu ibukku aku belum sempat memohon maaf kepadanya.tapi langkahku tiba-tiba terhenti ada suara yang tengah menagis
“leh ,bangun leh .ibu sudah membelikanmu sepeda impianmu . ayo lekas kamu kendarai katanya mau pamer dengan teman temanmu,leh bangun le! Ibu semakin histeris orang segera membawanya kekamar.alunan surat Yassin mengudara diruang tengah itu.
Itu ibuku .bukan ibu yang meninggal .aku semakin penasaran hingga akhirnya aku tiba di depan sesosok badan yang tengah terbujur kaku itu.aku kenal dia tubuh kurus itu.dan juga pendek itu. Kain penutup wajah terbuka dan aku terperanjat bagai tersambar petir rasanya .
“Ya Allah .itu Aku. Jadi aku yang meninggal “
Aku menangis .ku pandangi tubuhku terus hingga kemudian bagai tertarik magnet kuat dari langit yang membuatku melayang ke angkasa .
“Ibu ,Ibu maafkan anakmu ini,Tolong aku ibu ,Ibu Tolong”
Suaraku bagai tertelan langit senmakin pelan dan akhirnya hilang.
--------
“Bagaimana kronologiinya?” Tanya pak Lurah
“Begini pak. Pada malam itu Sholeh ini berlari ditengah malam yang gelap tanpa penerangan . dia terjatuh di jurang sebelah desa itu pak . oya katanya sebelum kejadian itu Sholeh ini marah-marah kepada Ibunya minta di belikan sepeda.”
“O.jadi ini semua hanya karena sepeda.”
----------
Tercantum dalam majalah sastra Rumput edisi 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar