Pada
mendung yang mengeja nama
Rahasia
alam yang mengukir sajak
Adakalanya
angin menelisik menyaksikan kebisingan
Yoma putih
berterbangan menyusupi bunga-bunga
Udara
adalah kedekatan kau dengan wajah senja
Dari mana
asalnya ketenangan yang rapuh
Aku akan
menjadi waktu yang menutup segala mata
-----
Malam
adalah perpanjangan dari tubuh beku
Air yang
menderas menyaksikan bulir-bulir embun
Waktu
mengejakan serangkaian taklim-taklim kuno tentang pagi
Akankah
angin menderakan kesunyiannya pada mentari?
Ratu
semesta alam yang berlari sepanjang sahara hati
Rahasia
demensi paling kotak dalam tubuh
Obrolan
kakek tua , pengayuh sampan tentang
sebuah bahtera
Venus yang
menjadikannya petunjuk subuh dikala terkantuk
Inilah
sekelumit laut yang ku genggam dalam setangkup dada
Tunaikan
subuhmu dalam liar dan semilir ke esaan
Aku akan
menemanimu dalam semilir yang mengalun itu
Sampaikan
pula pada laba-laba yang merajut benang-benang janji
Aku akan
membawakan mahar serupa yoma yang suka menari
Riaslah
pepohonan dengan semburat ratu semesta alam yang mungil
Ikat
dengan sekelumit doa, tentang pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar