Jumat, 31 Desember 2010

Musim-Musim Kering

-buat Nur-
Aku mencintaimu Nur,
Ketika bumi ini terbelah serupa wajah merah,
Laut turun menjelma langit,
senja berkumandang ribuan cacian,
Aku selalu mencintaimu

Nur,
Hujan telah menjadi asam,
kenikmatan swargaloka telah terbelah oleh waktu,
Awan-awan mwnangis atas rupa-rupa lelahku
Aku tetap mencintaimu

Nur,aku membawa bara yang bernama mata di sakuku,
Aku persembahkan sebagai mas kawin serupa mahar untukmu,
Semoga rangkaian musim membunuh pernikahan kita,
Aku masih mencintaimu

Nur,
Rupa-rupa lelah awan merah telah membekukan darah,
Aku tak akan menyangka bila aku mencintai wajah merahmu,
Lalu aku menjatuhkan pujian penghabisan untukmu,
"Nur, aku mentalakmu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar