Minggu, 12 Februari 2012

perjanjian kata (pada suatu siang)

sudah saatnya siang membunuh beberapa lembar kata. aku tengah di rundung puruk tua . tak mampu berjalan tak mampu bicara . hanya mampu mengundang tangis dan bara yang menggelora. lalu di mana kan ku temukan cerah . sebutir embun yang menyejukkan pagi asing. mengudarakan beberapa kata-kata.

sudah saatnya siang menghampirimu dengan takjup yang menawan. bukan hanya sekedar kata rayu tak pernah bertemu  mata. bahkan tak mampu mengenali arah lagi.

sudah saatnya siang tak menggerutu, tapi bagaimana tidak jika hati adalah kebas dan mata tertutup marahku yang menggebu. padahal disana ada janji yang tersemat pada luka-luka.


"kemana langkah yang harus ku tuju
jalan ini penuh persimpangan
memutar kata tak henti merayu
kata ini membunuh ragaku
berjalan menyinggung sepi
teruntuk janji yang kian tak pasti
memudar kata cinta

kemana langkah yang harus ku tuju
jalan ini penuh liku-liku
seperti kabut di hela pagi
memburamkan langlahku yang tertuju padamu"

2 komentar: